bingkisan dari sang pemilik kehidupan

Sabtu, 19 Maret 2011

SISTEM TEKNOLOGI INFORMASI DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING

SISTEM TEKNOLOGI INFORMASI DALAM
BIMBINGAN DAN KONSELING

Seperti yang kita pelajari sebelumnya bahwa Teknologi Informasi (TI) merupakan salah satu sarana utuk mendukung kerja Bimbingan dan Konseling (BK) dalam memberikan layanan kepada konseli. TI hanya merupakan sebuah alat bukan merupakan sesuatu konsep dari BK dan kedudukannya dalam BK sendiri yaitu pada dukungan sistem.

TI memiliki sebuah sistem yang saling berkaitan dengan satu dan lainnya. Menurut Tn. (2011) Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi. Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak.

Jadi, sistem merupakan bagian yang terintegrasi antara yang satu dengan yang lainnya sehingga dapat menjadi suatu sistem yang akan menjadi penghubung sesuatu. Sistem TI merupakan sekumpulan komponen yang senantiasa berhubungan antara yang satu dengan yang lainnya dan merupakan bagian yang terintegrasi untuk menghubungkan informasi dengan teknologi.

Sedangkan menurut Caesar (2010) “Sistem Teknologi Informasi adalah sistem yang terbentuk sehubungan dengan penggunaan teknologi informasi”. Jika disimpulkan dari gabungan pemahaman ini bahwa sistem TI merupakan sekumpulan komponen yang saling berhubungan dan berkaitan dengan penggunaan TI kemudian menghasilkan suatu hasil dari proses menjalankan sistem tersebut.

Komponen yang berperan dalam TI yang akan membuat suatu sistem, yaitu perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), dan pengguna maupun pencipta (brainware). Komponen inilah yang membentuk suatu sistem TI dan jika dikaitkan dengan BK, maka komponen yang menjadi peranan tambahan bagi konselor adalah komponen braiware.

Brainware merupakan komponen yang dapat mengarahkan sistem tersebut menuju kearah yang diinginkan oleh komponen brainware. Dalam konteks BK peran brainware dialihkan kepada konselor sebagai lakon utama dalam BK, sehingga konselor harus dapat menguasai TI secara utuh agar sistem TI dapat berjalan lancar dan menghasilkan suatu hasil yang sesuai.

Sistem TI memiliki beberapa pengelompokan atau klasifikasi berdasarkan fungsi sistem dan cara melayani permintaaan.
Menurut Caesar (2010) klasifikasi menurut fungsi system:
1. Embedded IT System yaitu sistem teknologi informasi yang melekat pada produk lain. Contoh sistem pada lift berfungsi untuk mengendalikan gerakan lift.
2. Dedicated IT System yaitu sistem teknologi informasi yang dirancang untuk melakukan tugas-tugas khusus. Misalnya ATM (Anjungan Tunai Mandiri) dirancang khusus untuk melakukan transaksi keuangan nasabah bank.
3. General Purpose IT System yaitu sistem teknologi informasi yang digunakan untuk melakukan berbagai aktivitas yang bersifat umum. Misalnya sistem komputer yang disebut PC.

Klasifikasi Menurut Cara Melayani Permintaan :
Pada lingkungan yang memiliki sejumlah komputer yang saling berhubungan, dikenal dengan istilah client/server. Server adalah komputer/software yang bertugas melayani permintaan komputer yang berkedudukan sebagai client. Contoh: web server. Client adalah komputer yang memanfaatkan layanan yang disediakan server.

Sistem TI dalam BK merupakan hal yang harus diperhatikan oleh konselor karena sistem yang ada pada TI harus dijalankan dan dimanfaatkan sebaik -baiknya oleh konselor. Dengan sistem TI yang saling berkaitan dan konselor sebagai bagian dari BK yang menduduki komponen brainware pada sistem TI maka harus saling berkerja sama antara teknologi dan konselor.

Pasti ada hambatan pada setiap hal yang baru dan bisa juga terjadi shock kultur yang dialami masyarakat bahkan konselor itu sendiri dalam menaruh perannya pada perkembangan TI dalam BK. Hambatan yang terjadi bisa disebabkan karena beragamnya jenis teknologi canggih, kurang mampu membeli alat teknologi canggih yang harganya lumayan mahal, tidak menguasai teknologinya, informasi kurang menyeluruh yang diterima oleh konselor jadi akan menimbulkan kebingungan akan teknologi, kurang adanya keamanan dan kolaborasi dalam menjalankan teknologi, kurang kepedulian konselor terhadap teknologi canggih yang dianggapnya terlalu rumit, kurang adanya sosialisasi tentang teknologi canggih.

Konselor harus memperhatikan strategi layanan konseling pada era globalisasi yaitu penggunaan teknologi informasi dan komunikasi, dan pendekatan lintas budaya. Hasil dari berjalannya sistem TI dengan baik pada pelayanan BK, seperti adanya konseling via telepon, adanya konseling via chatting, adanya konseling via sms, adanya konseling via video-call, adanya cyber counseling, adanya CAC (Computer Assisted Counseling), adanya program ITP, adanya program pengolahan data, adanya berbagai software untuk membantu konselor mengolah data dan adanya peranan TI dalam BK yang dapat mempermudah dan membantu konselor dalam melayani konseli.









DAFTAR PUSTAKA

 Tn. (2011). Sistem. [Online]. Tersedia di : http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem [12 Maret 2011]

Caesar, Arihdya. (2010). Makalah Sistem TI dalam BK. [Online]. Tersedia di : http://arihdyacaesar.wordpress.com/2010/02/24/makalah-sistem-ti-dalam-bk/ [12 Maret 2011]

Hurairah, Ummu. (2009). Sistem Teknologi Informasi dalam Bimbingan dan Konseling. [Online]. Tersedia di : http://theboxoflifetheboxofeducation.blogspot.com/2009/11/sistem-teknologi-informasi-dalam.html [12 Maret 2011]

Minggu, 13 Maret 2011

Apakah kita seorang "Buruh Pendidikan" ?

kawan pernahkah menanyakan dalam benak mu ? apakah universitas yang berembel-embel pendidikan benar - benar menghasilkan pejuang pendidikan ? apakah mungkin hanya menghasilkan guru PNS atau lembaga swasta lainnya? apakah kita senang menjadi pejuang pendidikan sesungguhnya atau lebih senang hanya menjadi seorang "buruh pendidikan"?
mahasiswa universitas mantan IKIP seharusnya lebih menyadari bahwa hampir setiap tahunnya tercetak sebagai seorang buruh pendidikan bukan seorang yang benar-benar ahli pendidikan.
Siapakah orang yang petinggi berbicara tentang pendidikan? apakah mereka benar- benar mengerti tentang pendidikan? apakah mereka berasa dari pejuang pendidikan? ada apa sebenarnya dengan dunia pendidikan ini? mengapa hingga detik ini universitas mantan IKIP selalu mengalah dan mengibarkan bendera putih sebelum berjuang dengan universitas non IKIP pada ranah pendidikan? mengapa kita takut ? apa yang kita takutkan ? padahal kita adalah seorang yang ahli dalam ranah pendidikan ? atau mungkin kita yang lebih tak peduli dengan pendidikan? kita seharusnya menjadi panglima bagi mereka dalam ranah pendidikan ?
pendidikan adalah ranah kita kawan . . seperti yang terpampang pada nama universitas tercinta ini.
seharusnya kita yang belajar tentang pendidikan dan kita yang senantiasa yang diarahkan kepada dunia pendidikan lebih dapat menghandle dunia pendidikan ini yang semakin semeraut.
sadarkah kita kawan ?
kita akan menjadi buruh pendidikan atau menjadi seorang ahli pendidikan itu tergantung oleh kita !

lebih berrrrrrsemangat UPI untuk menjadi leading and outstanding university . .  semoga mahasiswanya senantiasa menjadi pejuang pendidikan yang sesungguhnya :-)



Referensi
Pengalaman penulis hari ini :) at GP
(biarlah menjadi bagian kecil dari perubahan besar)